Tahap-tahap Proses Pemotongan Hewan. Untuk mendapatkan daging yang baik dan berkualitas, bukan saja kondisi hewan yang akan di sembeleh yang berpengaruh, tapi juga proses pemotongannya. Pemotongan hewan untuk di ambil dagingnya bukan hanya sekedar membunuh binatang tersebut tetapi juga bagaimana kita bisa memperlakukan hewan tersebut sebelum di potong. Hewan yang dapat di makan dagingnya sangat banyak, tetapi secara umum kita hanya mengenal beberapa jenis hewan yang biasa di potong dan dagingnya di perjual belikan untuk konsumsi masyarakat. Hewan tersebut antara lain adalah: sapi, kambing, kerbau, babi, kelinci, kuda, dan beberapa jenis unggas. Dalam setia proses pemotongan hewan tersebut ada tahapan-tahapannya tersendiri, namun secara umum, tahap-tahap proses pemotongan hewan adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan hewan
Sebelum melakukan penyembelehan, sebaiknya hewan yang akan dipotong di seleksi dulu. Seleksi dapat di lakukan dengan melihat beberapa faktor diantaranya: ukuran hewan dan tingkat kesehatannya. Hewan yang gemuk lebih baik daripda hewan yang kurus karena dagingnya lebih banyak. Sedangkan hewan yang sakit sebaiknya jangan di potong dulu. Tunggu sampai sakitnya sembuh dulu, di kuatirkan hewan yang sakit tersebut dapat menularkan penyakitanya pda manusia.
2. Pengistirahatan hewan
Pengistirahatan hewan berhubungan erat dengan daya tahan daging. Hewan yang letih saat di potong cadangan glikogennya rendah. Sehingga pada proses glikolisasi di peroleh asam laktan dengan kadar yag rendah.
3. Pencucian hewan
Hewan yang akan di potong sebaiknya di mandikan terlebih dahulu agar bersih dari kotoran seperti feces, bekas urine, dll.
4. Penimbangan Hewan
Fungsinya untuk mengetahui berat kotor hewan sebelum di potong.
5. Pemotongan hewan
Pada dasarnya menyembeleh hewan adalah memotong saluran darah atau urat besar yang ada di leher dekat dengan kepala. Secara teoritis, jika urat darah di bagian tersebut terpotong, hewan pasti akan mati. Pada beberapa hewan, sebelum di potong biasanya dilakukan pemingsanan terlebih dahulu yaitu dengan pemberian aliran listrik. Sedangkan pada hewan seperti unggas, biasanya di lakukan penggantungan dengan cara memegangi kakai dan sayapnya.
6. Pemisahan kepala dan kaki
Setelah hewan di nyatakan mati, segera di lakukan proses pemisahan kepala dan kaki bagian bawah. Pada unggas, hal tersebut tidak di lakukan, karena biasanya unggas di jual dalam kondisi utuh, kecuali akan di jual per bagian.
7. Pengulitan / penghilangan bulu
Pengulitan di lakukan pada hewan yang berkulit seperti sapi, kambing, kerbau, kuda, kelinci, dan lain-lain. Sedangkan pada unggas dan babai hanya di lakukan pembuangan bulu saja.
8. Pengeluaran organ dalam
Pengeluaran organ dalam berhubungan erat dengan daya simpan dan kebersihan. Karena dalam organ dalam terdapat kantong kotoran yang akan mempercepat pembusukan jika tidak segera di keluarkan.
9. Penimbangan dan pemeriksaan karkas
Setelah karkas di peroleh, lakukan penimbangan untuk mengetahui berapa banyak daging yang di peroleh dari seekor hewan yang telah di timbang seperti pada point 4. PEmeriksaasn karkas perlu di lakukan untuk menentukan kuantitas daging yang bisa di enak di makan dan yang di jadikan tetelan.
10. Pelayuan dan penyimpanan
Pelayuan di lakukan jika ingin memperoleh daging yang empuk. Pelayuan di lakukan pad suhu sekitar 2-4 oC dengan RH 85-90% selama waktu tertentu. Waktu pelayuan tergantung pada jenis hewannya. Daging sebelum di olah atau di edarkan di pasaran biasanya di simpan di delam freezer agar tetap segar dan terjaga kualitasnya.